Konseling Behavioristik
A. Pengantar
Behavioristik merupakan aliran psikologi
yang didirikan oleh John.B.Watson pada tahun 1913. Behavioristik juga merupakan
aliran yang revolusioner,kuat dan berpengaruh.
Model konseling behaviorostik dikembangkan
berdasarkan penelitian eksperimen mengenai teori belajar. Sejumlah teori
belajar yang termasuk ke dalam teori behavioristik adalah teori Koneksionisme
dari Thorndike,Teori Klasik,Kondisioning dari Ivan Pavlov dan Operan
Kondisioning dari Skinner.
Teori Koneksionisme,teori ini belajar pada hewan dan manusia pada
dasarnya berlangsung menurut prinsip-prinsip yang sama.Dasar terjadinya belajar
adalah pembentukan asosiasi dengan kecenderungan untuk bertindak.
Thorndike mengemukakan tiga kelompok hukum prinsip yang
memberi keterangan berkenaan dengan proses belajar. Prinsip tersebut adalah: Law
of readiness yang menerangkan kesiapan individu untuk melakukan
sesuatu, Law of exercise,yaitu yang menunjukan lebih kuatnya
koneksi antara kondisi perangsang dan tindakan, dan Law of effect,
menunjukan kepada makin lemah atau makin kuatnya koneksi sebagai akibat dari
hasil perbuatan yang dilakukan.
B.
Klasikal Kondisioning (pavlov dan watson)
Beberapa pengertian dasar yang
dipergunakan dalam percobaan Pavlov adalah perangsang tak bersyarat/perangsang
alami atau unconditional stimulus (US), misalnya makan bagi anjing dapat
menimbulkan kluarnya air liur;perangsang bersyarat stimulus yaitu perangsang
secara alami tidak dapat menimbulkan respon tertentu, misalnya suara lonceng
yang dapat menimbulkan keluarnya air liur, respon tidak bersyarat. Respon
berssyarat yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang bersyarat. Teori ini
adalah perilaku tertentu yang dapat dibentuk secara berulang-ulang perilaku itu
dipancing dengan sesuatu yang dapat menimbulkan perilaku itu.
C.
Kondisioning Operan
Skinner membedakan ada 2 respon:
v
Reflextive respon: yaitu respon yang ditimbulkan oleh
perangsang-perangsang yang menimbulkan respon yang relatif tetap, misalnya
mkanan yang menimbulkan keluarnya air liur
v
Operant response (instrumental respon), yaitu respon
yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang
tertentu,karena perangsang tersebut memperkuat respon yang dilakukan organisme.
D. Teori Skinner
Teori skinner adalah respon atau jenis
tingkah laku yang kedua( operan respon) mengembangkannya dan memodifikasi
tingkah laku tersebut. Menurut skinner individu adalah makhluk yang mendapatkan
perbendaharaan tingkah laku melalui belajar. Individu bukan agen penyebab
tingkah laku,melainkan tempat kedudukan dimana faktor lingkungan dan pembawaan
yang unik secara bersama-sama menghasilkan akibat tingkah laku yang unik pula
pada individu. Hal yang sangat dari dtudi Skiner adalah tentang kepribadian.
E.
Konsep-Konsep Pokok Teori Skinner
1. Ada tiga asumsi dasar menurut Skinner mngenai tingkah laku:
·
Bahwa tingkah laku ditentukan oleh aturan-aturan hukum
yang artinya upaya urutan terjadunya tingkah laku dalam kaitannya dengan suatu
kejadian.
·
Tingkah laku dapat diramalkan, artinya ada upaya yang
tidak hanya menguraikan tingkah laku,namun juga untuk memprediksi masa yang
akan datang.
·
Tingkah laku dapat dikontrol/dikendalikan dalam arti
individu dapat mengantisipasi atau mengetahui terlebih dahulu aktifitas atau
perilakunya.
2. Tipe- tipe tingkah laku
·
Tingkah laku operan, yakni apabila orgnisme berbuat
dalam ketiadaan rangsangan/stimulus.
·
Tingkah laku responden yakni, organisme melakukan
respon yang spesifik yang dtimbulkan oleh stimulus yang dikenal dan stimulus
itu mendahuli respon.
3. Variasi dalam intensitas perilaku
Menurut Skinner terdapat variasi dalam intensitas perilaku sangan dipengaruhi
oleh sumber-sumber dari lingkungan. Contoh: orang yang sangat lapar namun
makanan yang disajikan biasa-biasa saja maka akan muncul perilaku yang
biasa-biasa juga.
4. Penguatan dan Pembentukan Tingkah Laku
Penguatan adalah unsur penting dalam pemanipulasian perilaku. Penguatan dapat
membuat organisme membentuk perilaku yang diinginkan melalui proses. Terdapat
jenis penguatan yaitu penguatan primer dan penguatan skunder.
F.
Tujuan Konseling
Tujuan konseling behavioristik adalah menciptakan
kondisi-kondisi baru bagi proses belajar.
G.
Proses Konseling
1. Fungsi dan Peranan Konselor
Konselor
berfungsi sebagai guru,pengarah,dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku salah
suai dan menentukan prosedur penyembuhan yang mngarah kepada pembentukan
tingkah laku baru yang betul salah suai.
2. Hubungan antara Konselor dan Klien
Konselor dan
klien harus bekerja sama agar proses konseling berjalan lancar. Konselor harus
bisa mengmbangkan susasana kepercayaan bahwa dia bsa memahami dan mnerima klien
smentara klien harus memliki keterbukaan.
3. Pengalaman Klien dalam konseling
Klien harus
berpartisipasi dalam proses konseling. Klien yang baik adalah klien yang
aktif,dan tidak hanya sebagai penerima teknik-teknik pasif. Klien didorong
untuk bereksperimen dengan tingkah laku yang bermaksud memperluas tingkah laku
salah suai.
H. Teknik
v
Penguatan
-
penguatan primer: penguat yang diberikan sebagai
pemuas kebutuhan fisiologis. Seperti: makan,minum,rokok,tidur dll
-
penguat skunder : penguat yang diberikan untuk
memenuhi kebutuhan psikologis dan sosial. Seperti: senyuman,pujian,tanda
penghargaan dll.
v
Pembentukan Respon
Proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara
bertahap dengan memberikan penguatan-penguatan kecil pada saat tingkah laku
muncul.
v
Penguatan Intermiten( sebentar-sebentar)
Intermiten paa umumnya lebih tahan penghapusan
dibandingkan tingkah laku yang dikondisikan melalui pemberian penguatan terus
menerus.
v
Pemberian Contoh
Teknik diberikan dengan cara klien mengamati orang
lain sebagai model yang akan dicontoh. Kemudian klien diberi penguatan agar
mampu mencontoh model tersebut.
v
Token economy
Menciptakan suasana dan tingkah laku wajar yang
dikehendaki. Token economy ini merupakan salah satu contoh penguatan ekstrinsik
untuk dapat dijadikan sebagai motivasi instrisik.
v
Kontrak
Kedua pihak melaksanakan peran yang jelas. Kontrak
bermanfaat bagi klien untuk mengkhususkan perubahan perilaku yang diharapkan.
I.
Gambaran Umum Konseling Behavioral
Behavioral adalah suatu pandangan ilmiah
tentang tingkah laku manusia. Pada dasarnya bahwa tingkah laku itu tertib dan
bahwa eksperimen yang dikendalikan dengan cermat akan menungkapkan hukum-hukum
yang mengendlikan tingkah laku. Pandangan behavioris radikal tentang manusia
adalah bahwa manusia merupakan organisme yang tidak berdaya dan semata-mata
ditentukan oleh pengaruh lingkungan. Bagi konselor behavioris,manusia pada
dasarnya netral pada saat dilahirkan dengan potensi yang sama untuk menjadi
baik atau jelek.
Dustin george (1986-1987) merumuskan 4
asumsi berkaitan dengan alam kemanusiaan yaitu:
1.
manusia tidak dipandang secara instrisik dari baik
atau buruknya namun sebagai organisme yang berpengalaman,yang memiliki potensi
dan banyak jenis tingkah laku
2.
manusia dapat mengkonsepsional dan mengawasi tingkah
lakunya sendiri.
3.
manusia dapat memperoleh tingkah laku baru
4.
manusia mampu mempengaruhi tingkah laku yang lainnya
seperti dirinya mempengaruhi oleh orang lain.
Konseling behavioral berbeda dengan
pendekatan konseling lain nya, bagi konseling behavioral perasaan klien
merupakan hal yang skunder. Namun pada dasarnya konseling behavioral berusaha
membantu klien untuk mengubah tingkah lakusalah suai menjadi tingkah laku betul
suai,mempelajari proses pembuatan keputusan dan mnemukan cara-cara untuk
mencegah terjadinya masalah-masalah.
Konstribusi dan keterbatasan Konseling
Behavioral:
a)
Dengan memfokuskn pda tingkah laku khusus bahwa
klien dapat berubah,konselor dapat memberikan pengertianyang lebih baik
terhadap apa yang harus dilakukan sebagai bagian dari proses konseling
b) Dengan menitik beratkan tingkah laku khusus,memudahkan
dalam menentukan kriteria keberhasilan proses konseling
c)
Memberikan peluang pada konselor untuk dapat
menggunakan berbagai teknik khusus guna menghasilkan prubahan tingkah laku.
Keterbatasan dari model konseling behavioral adalah:
a)
Kurangnya kesempatan bagi klien untuk terlibat kreatif
dengan keseluruhan penemuan diri atau aktualisasi diri.
b) Kemungkinan terjadi bahwa klien mengalami
depersonalized dalam interaksinya dengan konselor
c)
Keseluruhan proses mungkin tidak dapat digunakan bagi
klien yang memeliki permasalahan yang tidak dapat dikaitkan dengan tingkah laku
yang jelas.
d)
Bagi klien yang berpotensi cukup tinggi dan sedang
mencari arti dan tujuan hidup mereka,tidak dapat berharap banyak dari konseling
behavioral ini.
KONSELING REALITAS
- Pandangan Tentang Hakekat Manusia
Glasser meyakini bahwa motivasi tingkah
laku manusia didasari oleh dua kebutuhan,yaitu kebutuhan fidiologis dan
psikologis.Corey juga menguraikan bahwa kebutuhan-kebutuhan esensi mengacu pada
kebutuhan untuk dicintai dan mencintai,kebutuhan untuk merasa
berharga,kebutuhan untuk memiliki hidup senang,dan kebutuhan untuk bebas
mengontrol nasib.Dengan demikian,apabila individu tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya,maka mereka akan cendrung kembali pada tingkah laku yang
bersifat negatif.
B.Konsep-Konsep Pokok
Menurut Hansen dkk (1997),pada dasarnya
terdapat dua konsep pokok yang menjadi inti dari pendekatan realitas yang
disebut dengan 3R (right,really,dan responibility),identitas keberhasilan,dan
identitas kegagalan.
1) Right,Reality and Responsibility
Right adalah kebenaran dari tingkah laku
seseorang dari standar norma yang berlaku.Reality adalah kenyataan,yaitu
individu bertingkah laku sesuai dengan kenyataan yang ada.Responsibility adalah
memenuhi kebutuhan dengan cara yang tidak merugikan orang lain.`Apabila di tinjau
secara umum,tingkah laku yang mencerminkan “succes identity” adalah tingkah
laku yang di warnai ketiga hal di atas.
2) Identitas
keberhasilan
Dalam diri seorang individu terdapat
kecendrungan di dalam diriny untuk menganut suatu perasaan yang disebut dengan
identitas keberhasilan maupun identitas kegagalan.Tujuan dari pendekatan
konseling Realitas adalah mencapai identitas keberhasilan.Pendekatan konseling
Realitas beranggapan bahwa kita pada akhirnya menentukan diri,membuat keputusan
yang tepat yang perlu diambil.
3) Karakteristik
Pendekatan Konseling Realitas
Karakteristik ini meliputi:
*Model konseling
*Penekanan konseling
*Pertimbangan nilai dalam konseling
*Penggunaan transference dalam konseling
*Masalah ketidaksadaran
v Menolak model medis
Pendekatan konseling Realitas menolak konsep
psikiatrik konvensional dari sakit mental dan praktek diagnosis
psikologis.Glasser berfikiran bahwa kesehatan mental adalah sejajar dengan
tanggung jawab seseorang dalam memenuhi kebutuhan atau dorongan,dan sakit
mental terjadi apabila orang tidak dapat mengontrol dunia dalam memuaskan
kebutuhannya.
v Penekanan Pada Saat Sekarang
Teori psikodinamik menekankan pengaruh masa
lalu,khususnya pada pengalaman klien saat masa kanak-kanak.Pendekatan Realitas
menekankan pada isi tingkah laku,dan perhatiannya pada masa lalu hanya
sepanjang bagaimana masa lalu tersebut mempengaruhi tingkah laku kita sekarang.
v Mementingkan aspek nilai
Tugas konselor disini adalah mengkonfrontasikan klien
dengan akibat dari tingkah laku mereka untuk mempertimbangkan kualitas dari
perbuatan mereka.Karena jika klien melihat secara jujur tentang tingkah laku
mereka dan mempertimbangkan tentang itu,mereka akan melihat apa yang telah
mereka kerjakan itu berkonstribusi terhadap kegagalan.
v Tidak Menekankan Transferensi
Berlawanan dengan teori-teori psikodinamik yang
berpandangan bahwa hubungan transferensi adalah inti dari proses
terapeutik,konseling realitas melihat transference sebagai hal yang tidak penting.Transference
dapat mendorong cara konselor untuk menyembunyikan pribadi dan yang dapat
mencegah keterbukaan antara klien dan konselor.
v Pendekatan Pada Faktor Kesadaran
Peranan ketidaksadaran dilihat sebagai hal merugikan
proses terapeutik.
Ciri-Ciri Konselor yang Menggunakan Konseling Realitas
:
1)
Konselor,pertama-tama adalah individu yang dapat memenuhi kebutuhannya dan
bertanggungjawab.
2)
Konselor harus kuat
3)
Konselor harus hangat,aktif,dan memiliki kemampuan untuk memahami tingkah
laku manusia
4)
Konselor harus mampu membagi pengalaman dan perjuangannya pada klien agar
klien menyadari bahwa pada dasarnya semua individu dapat bertanggungjawab
walaupun kadang-kadang sulit.
Suasana Konseling
Suasana konseling adalah situasi belajar.Berikut ini
adalah delapan prinsip yang perlu diperhatikan selama pelaksanaan konseling :
1)
Mementingkan Hubungan Personal
Konselor harus mampu membuka diri agar klien yakin
bahwa ia mempunyai kemampuan untuk membantu dirinya sendiri.
2)
Berfokus Pada Tingkah Laku,Tidak Pada Perasaan
Berfokus pada apa yang dapat dilakukan oleh klien
untuk membuat perasaanya lebih baik.
3)
Berfokus Pada Masa Sekarang
Penekanan dalam konseling ialah pada isi dan fungsi
sekarang,bukan masa lalu.
4)
Mempertimbangkan Nilai
Klien dibawa untuk menilai tingkah
lakunya,bertanggungjawab atau tidak.
5)
Membuat Perencanaan
Klien menentukan tingkahnya yang tidak
bertanggungjawab dan ia harus siap membuat perencanaan untuk mengubahnya.
6)
Terikat Pada Komitmen
Menekankan pada klien untuk memiliki komitmen dalam
perencanaan yang telah dibuat.
7)
Tidak Memaafkan ataupun Menerima Alasan
Konselor tidak
memaafkan apabila klien gagal dalam perencanaannya
8)
Penghapusan Hukuman
Penghapusan hukuman
penting karena tidak menerima kegagalan yang dialami oleh klien,karena dengan
prinsip ini klien akan menjadi individu yang bertanggungjawab dan dapat
memenuhi kebutuhannya.
v Pendekatan Konseling Realitas dengan Kelompok Keluarga
Konseling Realitas sangat cocok untuk konseling
keluarga.Ford (1982) membahas beberapa strategi dan prinsip dalam bekerja
dengan kelompok keluarga.Konseling Realitas bekerja pada semua keluarga yang
mempunyai masalah apakah esensi mereka bekerja agar dapat bertahan dengan
konflik-konflik yang timbul.
v Analisis dan Penilaian
1)
Penilaian Beberapa Konsep
Sangat sulit bagi anggota kelompok menentukan kriteria
nilai,karena penilaian lebih banyak dilatarbelakangi anggota yang mungkin
masing-masing dari mereka sangat berbeda.Begitu juga dengan munculnya tingkah
laku yang tidak produktif yang muncul saat klien di pengaruhi oleh keadaan
emosinya.
2)
Setting Penggunaan
Pendekatan konseling realitas melihat banyak
saran-saran untuk kelompok orang tua,remaja,bahkan guru yang mempunyai masalah
tingkah laku secara berlanjut,untuk mereka yang tidak bekerja,dan untuk mereka
yang ada dalam lembaga kriminal.
3)
Keuntungan dari Pendekatan Konseling Realitas
Karakteristik pada pendekatan ini secara khusus
menekankan pada akuntabilitas.Konseling realitas menyediakan struktur bagi
anggota dengan membuat rencana khusus dan membuat kontrak,menjalankannya dan
menilai tingkat keberhasilannya dalam tingkah laku.Prosedur kerja konseling ini
berorientasi-aksi yang berguna membantu membawa anggota pada apa yang mereka
pelajari dalam kelompok ke kehidupan sehari-hari.
4)
Keterbatasan Model Konseling Realitas
Pendekatan Konseling Realitas dianggap terlalu
sederhana dan dangkal.Delapan tahap dari pendekatan konseling ini terlalu sederhana
dan sangat jelas lebih menekankan kepada praktek dibandingkan pada materi yang
sederhana.Selain itu juga kecendrungan untuk membantu dengan mengabaikan masa
lalu klien secara ekstrim merupakan suatu bentu penghindaran dari tanggung
jawab sekarang.